Menu

Wednesday, February 16, 2011

Bukan Proses dan Hasil Akhir Part III

Kau menganggap dirimu miskin? Pikirkan lagi. Pendapatanmu tak jelas karena memang pekerjaanmu sendiri tak jelas. Dalam sehari kau makan hanya satu kali. Itu pun hanya dengan sambal terasi. Walau kadang diselingi telur dadar yang bercampur teri. Aku bisa merasakan pahitnya keadaanmu di ujung lidahku. Dan wajarlah jika kau menganggap dirimu miskin.

Tapi, pernahkah kau menghitung kemiskinanmu itu? Dalam sehari kau harus mengeluarkan tiga ribu rupiah untuk makan bersama istri dan dua anakmu. Dalam sebulan pengeluaranmu itu saja sudah berjumlah 90 ribu rupiah. Dan sudah berapa lama kau telah menjalani hal ini? Anggap saja ini sudah berlangsung selama empat tahun. Empat juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah. Itu baru untuk perutmu saja. Belum untuk membeli pakaian yang mungkin hanya satu stel dalam setahun. Kalau satu stel pakaian berharga 150 ribu rupiah, maka kau membutuhkan 600 ribu rupiah untuk 4 stel. Dalam empat tahun jumlah itu berubah menjadi dua juta empat ratus ribu rupiah. Artinya, kebutuhan sandang dan panganmu selama empat tahun sudah menghabiskan enam juta tujuh ratus dua puluh ribu rupiah. Uang yang banyak. Belum lagi untuk biaya kontrakan yang berjumlah tiga juta per tahun. 12 juta untuk empat tahun. Delapan belas juta tujuh ratus dua puluh ribu rupiah. Dan kau masih menganggap dirimu miskin?

Pernahkah kau membayangkan jika keadaanmu bisa saja sama persis dengan seorang lain di sekitarmu atau mungkin bahkan di belahan lain dunia ini? Aku rasa kau tidak pernah melakukannya. Apa lagi untuk memikirkan seseorang yang keadaannya yang tidak seberuntung dirimu. Ya, kan? Aku yakin kau lebih suka menghabiskan waktumu memikirkan keadaan seseorang (atau mungkin lebih dari seorang) yang menurutmu jauh lebih beruntung darimu. Mungkin seorang PNS dengan gaji lima juta rupiah per bulan yang istrinya juga adalah seorang abdi negara bergaji empat juta sebulan.

Haha!

Jangan terjebak, kawan.

Berkacalah pada apa yang terjadi pada Ayyub AS saat ia hanya tinggal tulang-belulang dengan lidah dan hati.

No comments:

Post a Comment

Bantu saya memperbaiki blog ini
dengan menuliskan komentar: