Menu

Tuesday, December 25, 2012

Duhai Allah... Jauhkan Kami dari Kebangkrutan

jauhkan kami dari kebangkrutan
sumber: google.com
Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Seorang sahabat menjawab : “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522)

Tuesday, November 6, 2012

Mengelola #konflik dengan Anak bersama Mba AlissaWahid

sumber: google.com
Mengumpulkan pesan2 Mba Alissa Wahid, seorang psikolog keluarga, yang sedikit berbagi hal-hal praktis dan penting dalam mengelola konflik orangtua dengan anak.
Namanya juga belajar dan berbagi. Hehe. Walaupun saya sadar, sayalah orang yang paling membutuhkan ini... 
Semoga bermanfaat... :)

Utk malam ini, bagaimana kalau kita bahas menggunakan #konflik dengan anak sbg proses perkembangan? 

#konflik dg anak itu sesuatu yg tak terelakkan, bahkan (smp tingkat tertentu) jd penanda hubungan yg sehat dlm keluarga. 

Kalau orangtua tdk pernah #konflik dg anak, justru tanda bahaya. Bisa jadi, anak tertekan oleh dominasi orangtua tuh. 

Monday, November 5, 2012

#DOA di timeline @gusmusgusmu jilid II

gus mus
sumber: google.com
KH Musthofa Bisri Rembang

sumber: twitter.com/gusmusgusmu

sekadar menyimpan kultwit KH A. Mustofa Bisri di akun twitter beliau, @gusmusgusmu semoga bermanfaat... aamiiin... 

1/ Mumpung ada kesempatan, aku ingin sedikit menambah-lanjutkan kicauanku ttg #DOA tempo hari. Kaitannya dengan MUNÃJÃT dan ISTIGHÃTSAH.

2/ Sebenarnya #DOA, MUNÃJÃT, dan ISTIGHÃTSAH hampir sama. Sama2 MATUR atau bersembah kepada Allah. Bedanya, kalau MUNÃJÃT tidak sekedar.

3/ memohon. Semacam percakapan rahasia kepada Tuhan. Ada pernyataan dan pengaduan. Sedangkan bedanya ISTIGHÃTSAH dengan #DOA, ISTIGHÃTSAH

4/ ialah #DOA khusus meminta pertolongan. Jadi doa lebih umum. MUNÃJÃT dan ISTIGHÃTSAH biasanya menggunakan ILÃHÏ atau YÃ ILÃHÏ…

5/ yg terkesan lebih ‘pribadi’. Sementara #DOA menggunakan ALLAHUMMA atau YA RABBANÃ. Tapi ini tidak selalu begitu.

6/ Kadang2 #DOA juga menggunakan ILÃHÏ atau YÃ ILÃHÏ dan sebaliknya munãjãt dan istighãtsah menggunakan ALLÃHUMMA atau RABBANÃ.

7/ Kalangan sufi, lebih sering bermunãjãt katimbang melangitkan #DOA biasa. Contoh munajat mrk: “Ilãhï Anta maqsüdÏ waridhãKa mathlübï.”

8/”Tuhanku, Engkaulah tujuanku. RidhaMulah yg kucari.” Atau munãjãt Syeikh Ibn Athaillah As-Sakandary, “IlãhÏ mã aqrabaKa minnï … #DOA

9/ wamã ab’adanï minKa” #DOA “Tuhanku, alangkah dekatnya Engkau dariku dan alangkah jauhnya aku dariMu.” Dan munãjãt sangat masyhur…

10/ yg di-sebut2 sebagai munãjãt Penyair Anggur Abu Nuwas: “Ilahï lastu lilFirdausi ahlan walã aqwa ‘alan Nãril Jahïmi…. #DOA

11/ fahab lï taubatan waghfir dzunübï fainnaKa Ghãfurudz-dzanbil ‘azhïmi.” #DOA “Tuhanku, aku tidak pantas berada di sorga Firdaus …

12/ dan tidak tahan api neraka Jahim; maka terimalah taubatku dan ampunilah dosa2ku. Engkaulah Pengampun dosa2 besar.” #DOA

13/ Munãjãt wanita suci Basrah, Rãbi’ah ‘Adawiyah a.l: “Ilãhï ij’alil Jannata liahibbãiKa wan-Naara lia’dãiKa Ammã anã fahasbï Anta.” #DOA

14/“Tuhanku, biarlah Engkau jadikan sorga untuk para kekasihMu dan neraka untuk musuh2Mu, bagiku cukuplah Dikau semata. #DOA

15/ Bahkan munãjãt Sayyidina Ali k.w ada yang panjang dan indah yang antara lain menyatakan “Ilãhï lain jammat wajallat khathïatï… #DOA

16/ fa’afwuKa ‘an dzanbï ajallu waausa’u” #DOA “Tuhanku, kalau pun kesalahanku segunung, pengampunanMu atas dosaku lebih luas dan agung.”

17/ #DOA Munãjãt Rasulullah saw yg terkenal: “Ilãhï in lam yakun biKa ghadhabun ‘alayya falã ubãlï.” yg disampaikan saat menerima cobaan..

18/ berat dari kaumnya. “Tuhanku, asal Engkau tdk murka kepadaku, aku tak peduli”, bnyk ditirukan oleh para sufi, antara lain Rabi’ah.” #DOA

19/ Rasulullah saw pernah melangitkan #DOA munãjat dan istighãtsah yg dahsyat menjelang perang Badar: “Ilãhï in syi’Ta lam tu’bad.”

20/ “Tuhanku, kalau Engkau menghendaki, Engkau tak akan disembah orang.” Pasukan Rasulullah saw hanya 300 org harus melawan 1000 musuh. #DOA

21/ Sebenarnya masih banyak #DOA munãjat dan istighãtsah oleh para tokoh spiritual yang lain, tapi nantilah bila ada kesempatan lagi.


sumber: @gusmusgusmu

lihat juga di storify

Thursday, October 25, 2012

#DOA di timeline @gusmusgusmu

KH Musthofa Bisri Rembang
sumber: twitter.com/gusmusgusmu
sekadar menyimpan kultwit KH Musthofa Bisri Rembang di akun twitter beliau, @gusmusgusmu semoga bermanfaat... aamiiin...

1/ Al-wa’du dainun, Janji itu utang. Aku pernah janji, jika sempat akan ngetwit tentang #DOA. Ini mumpung ada kesempatan.. Bismillah.

2/ Sebagai hamba, apakah sebaiknya kita memanjatkan #DOA memohon kepada Tuhan atau tidak? Ulama dari dulu berbeda pendapat.

3/ Sebagian mereka berpendapat memanjatkan #DOA itu tidak perlu. Untuk apa kita memohon kepada Tuhan yang Maha Mengetahui segala sesuatu?

Sunday, October 21, 2012

Peace and Respectful


to be a positive thinker, we are bound to try harder... otherwise, we will be drown in a negativity...

butuh kerja keras untuk menjadi orang yang berfikir positif... sebaliknya, jika tidak, kita akan tenggelam dalam kenegatifan...

Monday, October 15, 2012

Unintended versi Kasyafani Krapyak Jogjakarta

Banyak yang mengartikan “unintended” dengan “yang tak dimaksud” atau “yang tak diharapkan”. Ini benar. Namun, sayangnya, ada satu makna lagi yang kerap terlupakan, yaitu “mantan pacar/tunangan”—baik berujung pada pernikahan maupun tidak. :)

Kok bisa?

Thursday, October 4, 2012

Sajak Balsem "ABRIKU" karya Gus Mus alias Simbah Kakung

Karya: Gus Mus atawa Simbah Kakung

Abriku bukanlah satpam
Penjaga supermarket
Pabrik atau kelab malam

Abriku bukanlah petugas tibum
Yang mengejar-ngejar bakul pasar
Yang menggusur-gusur gubug penduduk
Hingga terduduk-duduk

Abriku bukanlah pengawal
Para preman berdasi
Yang pinter berkolusi

Maaf, Agaknya Postingan ini Sudah Kedaluarsa

Tersiar bantahan dari pihak keluarga PutuWijaya terkait kekurangan dana yang sempat menghiasi beberapa media jejaring sosial belakangan ini. Termasuk yang saya posting sejak kemarin. Radhar Panca Dahana pun di akun twitternya telah menyatakan bahwa bantuan untuk Putu Wijaya sudah bisa dihentikan.

Bagaimana pun juga, terima kasih atas segenap bantuan dan doa yang sudah teman-teman berikan.

Akhirnya, semoga keadaan dan kesehatan Putu Wijaya semakin membaik.... Amin.

Silahkan kunjungi link di atas ntuk kabar terkait... :)
Terima kasih... :)

Wednesday, September 26, 2012

Charles Le Gai Eaton - Lalu kemana saya harus mencari pengetahuan?

Charles Le Gai Eaton - Mualaf, Filosof, Penulis dan Mantan Diplomat Inggris
Sumber: google.com

 
Lalu kemana saya harus mencari pengetahuan?

Menginjak usia 15 tahun, saya menemukan bahwa ada sebuah hal bernama ‘philosophy’ and bahwa arti dari kata tersebut adalah ‘cinta pada kearifan’. Kearifan adalah apa yang saya cari, sehingga pemuas dari kebutuhan saya mestinya tersembunyi di sela-sela halaman buku-buku berat yang sudah ditulis oleh para filosof arif terdahulu.

Sunday, September 16, 2012

Nasionalisme ala Santri-santri Krapyak



Aku tengah berjalan dari arah utara mengarah halaman Masjid Al-Munawwir.

Tiba2, sekelompok anak2 berlari penuh suka mendahuluiku. Sontak aku terkejut. Sejurus kemudian, menyadari mereka adalah santri2 Asrama SGJ PP Krapyak, yang kini dihuni para pelajar MTs Ali Maksum, aku pun menyapa mereka, "Dari SGJ ya?"

Thursday, September 6, 2012

sungguh...

sungguh... hanya Dia sajalah Yang Maha Mengetahui segalanya... termasuk apa yang terbaik untukmu dan apa yang kau butuhkan... :)

itulah sebabnya, mengapa kadang terkesan doa-doa yang kau panjatkan seakan belum terkabul dan mewujud... bukan hanya untuk menguji agar kau bersabar... namun justru semata-mata demi kebaikanmu...

itulah pula alasan mengapa adakalanya hal-hal yang tak kau duga sekonyong-konyong menjelma di hadapanmu... lagi-lagi bukan sebagai sebuah lecutan agar kau bersyukur... melainkan murni agar kau mengambil pelajaran darinya...

______________________
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

Thursday, August 23, 2012

Charles Le Gai Eaton – Mualaf, Filosof, Penulis dan Mantan Diplomat Inggris

Charles Le Gai Eaton
Filosof, Penulis dan Mantan Diplomat Inggris

"Saya mengambil keputusan yang secara akal sehat tentu terlihat mengejutkan bagi sebagian orang, dan bukan hanya rekan-rekan saya yang Muslim. Saya memutuskan—sebagaimana yang saya tegaskan pada diri saya sendiri—untuk ‘menanam sebuah benih’ dalam hati saya, untuk menerima Islam pada saat itu juga, dengan harapan benih tersebut kelak akan mengecambah, dan kemudian tumbuh menjadi sebuah tanaman yang sehat. 

Surga Tak Hanya Punya Satu Pintu


seseorang menuliskan bahwa, dalam mengatasi berbagai kefasadan di muka bumi ini, #khilafah adalah jalan satu-satunya…

admin tersenyum... :)

lantas, dengan segenap kedhaifan, admin pun iseng menuliskan kata tanya, yakinkah sampean kalau #khilafah adalah jalan satu-satunya? jangan2 sampean hanya #khilaf_ah… *sembari tak lupa menyantumkan senyum  :)

mungkin merasa tergelitik oleh kata tanya iseng admin tersebut, orang itu pun menjawab, MENURUT ANDA ADA JALAN LAIN?

Thursday, July 26, 2012

Niyyato, tsumma istaqim!

Selepas sahur hari kedua Ramadlan kemarin, aku tergoda untuk menikmati jamaah Sholat Shubuh di masjid pondok. Yah, namanya juga mumpung Ramadlan... hehehe.... Malu juga rasanya selalu menjadi "penumpang gelap Ramadlan" yang sukanya hanya duduk manis tau-tau lebaran [meminjam kosakata Bung Zamzami al-Makki]. Hehehe....

Aku pun segera beranjak ke masjid pondok dan selanjutnya berjuang keras untuk tenggelam dalam syahdu.

***

Singkat kata, salam menutup rangkaian shalat jamaah yang dipimpin langsung oleh beliau, Romo Kiyai Haji Zainal Abidin Munawwir. Untaian dzikir demi dzikir melantun penuh makna dari lisan beliau, dan diamini oleh para makmum yang berjejal memadati masjid. Namun, perlahan-lahan semuanya mulai terdengar lamat-lamat di telingaku. Hehehe... bagi Anda yang menduga bahwa aku tertidur, aku beri jempol atas benarnya dugaan Anda itu. :P

Tuesday, July 10, 2012

Mutiara-mutiara Hikmah Mauidhoh As Syaikh Dr. Muhammad Syarif As Showwaf

Mutiara-mutiara Hikmah Mauidhoh As Syaikh Dr. Muhammad Syarif As Showwaf
posted by rikhsan nurhadian suhandi | Jum'at 2012-05-25

http://www.almunawwir.com/index.php/images/view_s/149

AD-DAHRU FI HIMAMY!

Uraian Hikmah Syaikh Syarif As-Showwaf di Serambi

Masjid Al-Munawwir Krapyak

Ka Az-Zahri fi Tarofin wa Al-Badri fi Syarofin # wa Al-Bahri fi Karomin wa Ad-Dahri fi Himami

Sunday, June 24, 2012

Jawaban Abu Nawas terhadap Pertanyaan yang Sama dari Tiga Orang Berbeda

Abu Nawas sebenarnya adalah seorang sufi yang cerdas. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit.
Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang tidak mengerjakan keduanya.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan.” kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.
Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang iebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang ketiga.
“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas.
Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas. Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya. “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”
“Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati.”
“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas. “Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata.” jawab Abu Nawas mengandaikan.
“Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas. “Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan.” jawab Abu Nawas.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan KeMaha-Besaran Allah.”
Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. la bertanya lagi.
“Wahai guru, mungkinkah manusia bisa membujuk Tuhan?”
“Mungkin.” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
“Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas
“Doa itu adalah : llahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa’alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi.
Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar."

the sufi ways.

sumber: Mbah Roso

Saturday, June 23, 2012

KH Zainal Abidin Munawwir - Pengasuh PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta

Seperti biasa, disalin dari status seorang guru.... :)
___________________________
"Termasuk kewajiban agama yang fardlu ‘ain adalah memikirkan ciptaan Allah. Semuanya menjadi tanda bukti keagungan Allah. Memikirkan berbagai jenis tumbuhan: semuanya diberi air yang sama, tetapi masing2 menumbuhkan buah yang berbeda2. Memikirkan hal2 seperti itu akan menambah kuat keimanan dan ketauhidan kita. Termasuk kewajiban agama adalah nahi mungkar, yang antara lain, bila tahu anaknya gaduh, padahal sedang ada jama’ah, maka orangtua berkewajiban memberi peringatan kepada mereka." [KH Zainal Abidin Munawwir - Pengasuh PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta]

Friday, May 18, 2012

Jurus Ampuh Berdebat dengan Wahhabi (Disalin dari http://www.sarkub.com)


Setelah menulis buku Membongkar Kebohongan Buku “Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik” pada tahun 2008, kemudian setahun berikutnya menulis buku Madzhab Al-Asy’ari Benarkah Ahlus sunnah wal Jama’ah, Idrus Ramli, penulis buku Buku Pintar Berdebat dengan Wahhabi ini bersama tim LBM NU Jember seringkali diminta mengisi pelatihan dan internalisasi Aswaja di kalangan nahdliyyin. Dalam kegiatan tersebut tak jarang juga diundang tokoh-tokoh salafi. Dari proses dan hasil perdebatan inilah buku ini kemudian ditulis.

Thursday, April 26, 2012

Tawassuth, Tawadzun dan I’tidal

sumber: PWNU DIY 2012
Pada bulan Ramadhan 1431 H atau 2009 M, KH Ahmad Ishomuddin, yang kini menjadi Rois Syuriah PBNU termuda, diminta oleh sebuah surat kabar di Lampung untuk mengisi sebuah kolom di surat kabar tersebut terkait dengan masalah-masalah fiqih Ramadhan.

Suatu hari, ada seorang tamu yang datang ke rumah beliau dan “iseng” menanyakan perihal penggunaan sirene sebagai alat bantu yang menandakan tibanya waktu imsak yang memang banyak dipergunakan di daerah Sumatera. 

Lantas, Ishomuddin pun menjawab pertanyaan tersebut melalui kolom di surat kabar yang ia ampu. Di dalam tulisan di kolom tersebut, ia menyimpulkan—dengan dalil dan hujjah yang bisa dipertanggungjawabkan—bahwa hukum membunyikan sirene sebagai pertanda waktu imsak adalah mubah atau boleh.

Ternyata, tidak semua orang mampu dan bersedia menerima jawaban tersebut. Nyatanya, pada hari di mana surat kabar menerbitkan tulisan tersebut, Ishomuddin menerima sebuah pesan singkat atau SMS di ponselnya yang berisikan sebuah peringatan: “Sebagai seorang kyai, Anda jangan menebarkan dan mengajarkan bid’ah. Karena, jika menggunakan sirene sebagai tanda imsak merupakan perbuatan baik, niscaya yang pertama kali menggunakan sirene sebagai tanda imsak adalah Rasulullah SAW, dan beliaulah yang pertama kali memerintahkannya kepada para sahabat. (Sekadar memberi peringatan!!!)”

Menerima SMS sedemikian, Ishomuddin pun berpikir untuk memberikan jawaban SMS yang simbang, tidak kurang dan tidak lebih—sesuai prinsip tawassuth, tawadzun dan i’tidal khas NU. Dan pada akhirnya, jawaban yang ia berikan berbunyi berikut: “Jika mengirimkan peringatan melalui SMS merupakan sebuah perbuatan baik, niscaya Rasulullah SAW adalah orang pertama yang mengirimkan peringatan melalui SMS kepada para sahabat. (Sekadar memberikan jawaban!!!)”

:)

Disarikan dari Sambutan KH Ahmad Ishomuddin dalam acara “Silaturrahim PBNU dengan Keluarga Besar NU DIY” di Gedung Bapendan Wonokromo Bantul pada tanggal 15 April 2012.

Thursday, April 19, 2012

Catatan Santri Mbeling

berpoligami itu sunnah Nabi kan? sudahkah Anda?
qiyam lail tiap malam sampai kaki bengkak itu juga sunnah Nabi kan? lantas, sudahkah Anda?

kalau memang belum, mengapa lantas Anda sewot pada saya hanya karena saya gak berjenggot, hanya karena saya risih saat kelingking Anda menyentuh kelingking saya? hanya karena saya belum mampu meneladani Rasulullah SAW?

nalar saya kok jadi bengkok saat mencoba memahami sunnah yang Anda ajarkan?

Friday, April 13, 2012

TAFSIR BEBAS TERHADAP WEJANGAN KH MASRUR AHMAD MZ (PENGASUH PP AL-QODIR WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN) TENTANG TERAPI PECANDU NARKOBA DI PONDOK PESANTREN AL-QODIR WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN

sumber: google.com

TAFSIR BEBAS TERHADAP WEJANGAN KH MASRUR AHMAD MZ (PENGASUH PP AL-QODIR TANJUNG WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN) TENTANG TERAPI PECANDU NARKOBA DI PONDOK PESANTREN AL-QODIR WUKIRSARI CANGKRINGAN SLEMAN


Muhammad Yusuf Anas
[Ditulis sebagai laporan untuk LKNU dalam rangka menemani kunjungan Pak Atthobari, Mbak Fitri Nur Aina dan Mbak Dyah Putri M dari PABM (Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat) “FAJAR HARAPAN” LKNU DIY dan beberapa penasun di PP Al-Qodir Cangkringan Sleman pada tanggal 8 April 2012, pukul 15.00-16.30 WIB]

Wednesday, March 7, 2012

Sepenggal Doa... :)

Ya Allah Ya Salam, ketika Engkau menebar keselamatan, keberkahan serta maghfirah di tahun ini, dahulukanlah saudara-saudara
kami sesama muslim beserta keluarga mereka...
Ya Rahman Ya Rahim, jadikanlah mereka senantiasa dalam golongan orang yang selalu menerima rahmat dan kasih-sayangMu…
Ya Razzaq Ya Basith, berikanlah rizqi haji mabrur untuk mereka beserta keluarga...
Ya Raafi, muliakan dan tinggikanlah derajat mereka...
Ya Malikul Mulk, jagalah mereka dalam kekuasaan-Mu...
Ya Syakuur, jadikanlah mereka orang-orang yang pandai bersyukur...
Ya Ghaffaar, ampunilah dosa-dosa mereka selama hidup di dunia...
Ya Rabb, kabulkanlah do'a ini...
amin ya Rabbal 'alamin...

10 Filosofi Hidup Orang Jawa dan Pengertiannya

sumber: google.com
Masyarakat Jawa dikenal memiliki prinsip hidup yang demikian luhur. Meskipun ada sebagian orang yang beranggapan nilai-nilai luhur tersebut mulai luntur, namun tetap saja kita tidak bisa menutup mata akan pentingnya filosofi hidup tersebut. Pada akhirnya, kalaupun anggapan pudarnya filosofi tersebut benar adanya, tiada siapapun yang bisa disalahkan selain diri kita sendiri.

Berikut adalah sepuluh filosofi hidup masyarakat Jawa dan pengertian singkatnya yang saya salin dari status FB milik KH Hilmy Muhammad PP. Krapyak Yogyakarta. Semoga bisa menjadi bahan perenungan kita semua. Terutama penyalin pribadi--walaupun, jujur saja, penyalin sendiri bukanlah orang Jawa... :)

1. Urip Iku Urup
Maksudnya: hidup itu menyala, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
Berjuang tanpa perlu membawa massa dan bala tentara. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan orang lain. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari kebendaan.

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
Jangan mudah terheran-heran. Jangan mudah menyesal. Jangan mudah terkejut-kejut. Jangan mudah ngambeg, jangan manja.

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah. Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

Monday, March 5, 2012

Memuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW (dari NU-Online)


07/02/2011 07:14
Memuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW 
sumber: pribadi
Ketika memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajian­pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu.

Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul. Dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi (849 H - 911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam Al-Hawi lil Fatawi:

"Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabiul Awwal, bagaimana hukumnya menurut syara'. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala ataukah tidak? Beliau menjawab: Menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmnti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah al-hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka dta dan kegembiraan atas kelahiran Nnbi Muhammad SAW yang mulia". (Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal 251-252)

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT :
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوا

Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)

Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. al-Anbiya',107)

Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّصحيح مسلم

Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim)

Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.

Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba', sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari' at Islam. Sayyid Muhammad' Alawi al-Maliki mengatakan:

"Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh syara' secara parsial (bagian­bagiannya)”

“Sesungguhnya perkumpulan ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah. Bahkan menjadi kewajiban para da'i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan datangnya bala' (ujian), bid'ah, kejahatan dan berbagai fitnah". (Mafahim Yajib an Tushahhah, 224-226)

Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah. Ibn Taimiyyah berkata, "Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAWakan diberi pahala. Begitulah yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal mana juga di temukan di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS. Dalam Islam juga dilakukan oleh kaum muslimin sebagai rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. Dan Allah SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid'ah yang mereka lakukan". (Manhaj as-Salaf li Fahmin Nushush Bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 399)

Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu persatu, yakni membaca shalawat, mengkaji sejarah Nabi SAW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan amalan yang memang dianjurkan dalam syari'at Islam.
KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Rais Syuriyah PCNU Jember

Sumber: NU-Online 
baca juga: