Menu

Monday, January 16, 2012

Info Buku Baru: BERISLAM SECARA TOLERAN

sumber: google.com
info buku baru...
semoga bermanfaat.... :)


Judul: BERISLAM SECARA TOLERAN
Karya: Irwan Masduqi

Penerbit: Mizan Bandung


Sinopsis

Jika benar Islam agama toleran, mengapa masih ada sebagian dari umatnya yang melakukan kekerasan? Jika Islam menjamin kebebasan beragama, mengapa masih ada umat Muslim yang melakukan serangan terhadap gereja? Jika benar Islam membawa rahmat bagi semua, mengapa masih ada sebagian fraksi Muslim yang melakukan bom bunuh diri? Betulkah ayat-ayat toleransi dalam Al-Quran sudah dihapus hukumnya dan tidak berlaku lagi, karena sudah diganti dengan ayat-ayat perang? Apakah toleransi selaras dengan Islam itu sendiri? Atau, jangan-jangan toleransi hanyalah konsep asing yang diekspor peradaban Barat yang sekuler dan liberal?

Buku ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dan banyak pertanyaan lainnya, dengan berupaya untuk tidak terjebak pada Islamophobia yang condong menjelek-jelekkan Islam, pada Islamophilia yang cenderung membaik-baikkan citra Islam, atau pada westophobia yang secara emosional mencaki-maki Barat. Di satu sisi, ia menyuguhkan elemen-elemen toleransi dalam tradisi pemikiran Islam dan, di sisi lain tanpa ragu menguak elemen-elemen intoleran yang terkandung di dalamnya.

Ditulis oleh Irwan Masduqi—alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Jurusan Ilmu Tafsir, yang lama mondok di pesantren terkemuka—, buku ini menawarkan konsep toleransi Islam menurut perspektif 15 pemikir kontemporer dunia, Muslim dan non-Muslim, karena ide-ide toleran mereka patut diapresiasi dan diwacanakan di Indonesia sebagai basis teologi kerukunan antarumat beragama. Inilah ikhtiar tulus yang didasari niat untuk membuka keimanan yang tertutup, dalam rangka mewujudkan koeksistensi: kesadaran untuk hidup berdampingan secara damai dan harmonis di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang beragam.

Komentar-komentar:

Buku “Berislam Secara Toleran” karya Irwan Masduqi ini sangat tepat waktu dan perlu dibaca. Di tengah gejala meningkatnya intoleransi, pemikiran tentang toleransi pastilah perlu diperkuat. Karya ini penting untuk penguatan kehidupan umat beragama yang lebih toleran, rukun dan damai.
(Prof. Dr. Azyumardi Azra, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta)

Islam adalah agama yang percaya diri sekalipun umatnya belum tentu demikian. Maka, menjadi logis bahwa Islam dapat bersikap toleran terhadap agama-agama lain, bahkan terhadap paham ateis sekalipun. Buku ini pantas diapresiasi karena mengusung spirit toleransi di tengah-tengah maraknya kekerasan atas nama agama di Indonesia.
(Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah)

Dalam setiap situasi aktual manusia, di mana intoleransi mengancam koeksistensi, banyak orang bertanya: “Jika agama melegitimasi teror, maka apakah ia masih diperlukan?” Irwan Masduqi, santri-intelek berbakat, melalui buku ini mengurai kekusutan dan kesalahpahaman mengenainya dengan cerdas, kritis dan mencerahkan. Buku ini patut dibaca masyarakat luas terutama otoritas politik di negeri ini.
(KH Husein Muhammad, pendiri Fahmina Institute)

Dalam buku “Berislam secara Toleran” ini, Irwan Masduqi menyeret kita memasuki arena pergumulan Islam tentang toleransi. Salah satu pertanyaan menarik adalah: Apakah toleransi itu berdasarkan nilai Barat atau bahwa ia inheren dalam Islam? Argumentasi Irwan sangat menarik ketika ia menyibaknya dari sudut filsafat, kepentingan politik, dan interpretasi kitab suci. Kita jadi sadar bahwa toleransi tidak hadir dalam ruang kosong. Ia adalah sebuah pencarian dan perjuangan bersama terus-menerus di sepanjang sejarah manusia.
(Pdt. Albertus Patty, Koordinator Komisi Teologi Persatuan Gereja Indonesia)

Buku yang ditulis oleh Irwan Masduqi—seorang
lulusan Al-Azhar, Mesir, Jurusan Ilmu Tafsir—ini, yang berjudul “Berislam Secara Toleran”, merupakan sebuah wacana progresif yang sangat menarik, karena ditulis oleh seorang yang memiliki otoritas ilmu-ilmu keagamaan serta berlatar belakang pendidikan pesantren di Indonesia.
(Prof. Dr. Dawam Rahardjo, cendekiawan Muslim Indonesia)

Buku ini berangkat dari niat yang sangat positif dalam ikut serta membangun karakter manusia yang berpikiran dewasa dan matang sehingga mampu menghargai perbedaan yang merupakan fitrah manusia. Perbedaan tidak didekati dengan permusuhan tetapi dicari kekuatan untuk membangun dan memperkaya konsolidasi bersama.
(Gusti Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pengusung ide Yogyakarta sebagai city of tolerance)

No comments:

Post a Comment

Bantu saya memperbaiki blog ini
dengan menuliskan komentar: