Menu

Saturday, August 30, 2014

Rais Am Mendukung Haul bagi Para Nyai

Di balik kesuksesan seorang lelaki, ada perempuan hebat. Ungkapan ini tentu sudah sangat akrab di telinga kita. Kenyataan memang membenarkan hal tersebut. Sejarah mencatat bahwa Rasulullah SAW mengajarkan seorang anak harus berbakti kepada ibunya tiga kali lipat dibanding terhadap ayah.


Niat tulus berbakti kepada ibu inilah yang diyakini Gus Mus telah mendorong KH Rifqi Ali Maksum, atau yang biasa disapa Gus Kelik, bersama Jamaah Dibaan Bil Mustofa asuhannya menyelenggarakan acara Majelis Dzikir, Sholawat dan Birrul Walidain Haul Ibu Nyai Hj. Hasyimah Munawwir, Jumat 29 Agustus 2014 malam di Lapangan Utara Komplek Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

Hadir sebagai penyampai mauidzoh hasanah dalam acara tersebut, Rais Am KH A Mustofa Bisri menegaskan dukungannya atas haul bagi para nyai. Menurutnya, selama ini hampir semua pesantren kita hanya melaksanakan haul bagi para kiai, namun jarang sekali melaksanakan haul bagi para nyai. Padahal, peran ibu-ibu nyai dalam perjuangan para kiai sangat besar. 

Rais Am lantas mengajak ribuan hadirin yang memadati majlis dzikir dan sholawat tersebut untuk merenungkan peran para nyai yang berjuang di sisi para ulama nusantara dalam menyebarkan dan mengibarkan syiar Islam di tanah air. Bahkan, Gus Mus juga mengutip betapa besar jasa Sayyidatina Khadijah saat menerima permintaan dari Rasulullah SAW agar beliau diselimuti selepas menerima wahyu pertama. Kemampuan Khadijah menenangkan kecemasan Rasulullah SAW yang baru saja bertemu Malaikat Jibril adalah contoh pentingnya peranan perempuan.

“Dan malam ini kita diberikan contoh yang baik oleh Gus Kelik yang merayakan Haul Ibu Nyai Hasyimah Ali Maksum. Semoga ini bisa diikuti dan akan hadir nanti di berbagai tempat haul Nyai Hasyim Asy’ari, Nyai Wahab Hasbullah, Nyai Bisri Syansuri dan seterusnya,” ajaknya.

Rais Am juga menyampaikan kecemasan bahwa kurangnya penghormatan kita terhadap peran perempuan bisa jadi menyumbang saham dalam keadaan terkini negara kita saat ini. Menurutnya kondisi perempuan-perempuan sekarang ini cenderung berakhir sebagai komoditi. Betapa tidak? Kenyataan mnunjukkan bahwa perempuan-perempuan disuruh menjadi penjual sabun dengan cara mandi di depan orang banyak sambil cengengesan untuk kemudian ditayangkan di tivi, menjadi penjual odol dan sikat gigi, menjadi penjual sepeda motor dengan rok yang sangat mini hingga menggiring anak-anak muda kita untuk tergiur membeli sepeda motor hanya karena ingin punya pacar seperti perempuan yang ditayangkan di tivi itu.

Sehingga, menurut Rais Am, ada baiknya jika haul para nyai juga diadakan agar para santri mampu belajar menghormati perempuan. Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf yang juga hadir memimpin ribuan jamaah Syechermania melantunkan puji-pujian sholawat juga menyampaikan hal yang senada. Habib Syech menyatakan semoga dengan meneladani para ibu nyai melalui majlis-majlis haul, insya Allah santri-santri perempuan bisa menjaga kehormatan dirinya, serta menolak dan tidak tergiur untuk dijadikan sekadar sebagai komoditi.

Tepat sebelum tengah malam, acara Majelis Dzikir, Sholawat dan Birrul Walidain Haul Ibu Nyai Hj. Hasyimah Munawwir itu pun lantas dipungkasi dengan mahallul qiyam—segmen khusus untuk melantunkan sholawat sambil berdiri yang mencerminkan harapan besar akan kesediaan Rasulullah SAW untuk hadir menyaksikan pujian bagi beliau—dan lagu Indonesia Raya.


No comments:

Post a Comment

Bantu saya memperbaiki blog ini
dengan menuliskan komentar: