Menu

Wednesday, November 19, 2014

Rezeki dan Ikhtiar

Orang bijak mengajarkan, “Di saat kau bertanya-tanya dalam ketaktahuan akan di mana keberadaan rezekimu, ketahuilah bahwa rezekimu tahu pasti di mana kau berada. Dari langit, laut, gunung ataupun lembah, Rabb memerintahkannya menujumu. Allah telah berjanji menjamin rezekimu. Maka, melalaikan ketaatan pada-Nya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijamin-Nya adalah kekeliruan berganda. Tugas kita bukan mengkhawatirkan rezeki, atau bermuluk cita memilikinya. Tugas kita adalah menyiapkan jawaban ‘dari mana’ dan ‘untuk apa’ bagi setiap karunia.”

“Betapa banyak orang bercita-cita menggenggam dunia hingga ia alpa bahwa hakikat rezeki bukanlah yang tertulis dalam angka, melainkan apa yang ia nikmati. Betapa banyak orang bekerja membanting tulangnya, memeras keringatnya, demi angka simpanan gaji yang sangat mungkin esok pagi ditinggalkannya mati. Maka amat keliru jika bekerja dimaknai mentawakkalkan rezeki pada perbuatan kita. Bekerja itu bagian dari ibadah. Sedang rezeki itu urusan-Nya.”

“Kita bekerja sejatinya untuk bersyukur, untuk menegakkan taat dan untuk berbagi manfaat. Tapi rezeki tak selalu terletak di balik pekerjaan kita, Allah menaruhnya sekehendak-Nya. Bukankah Hajar berlari tujuh kali bolak-balik dari Shafa ke Marwah, tapi Zamzam justru terbit dan mancur di kaki bayinya? Ikhtiar itu laku perbuatan. Rezeki itu kejutan.”

“Rezeki adalah kejutan yang datang dari arah tak terduga, untuk disyukuri hamba yang bertaqwa. Tugas hamba cuma-lah menempuh jalan halal sebab Allah-lah yang melimpahkan bekal. Sekali lagi, yang terpenting bagi kita di setiap kali kita meminta, dan di setiap kali Allah memberikan karunia-Nya, adalah menjaga sikap saat menjemput rezeki dan menjawab soalan, ‘Buat apa?’”

“Betapa banyak yang merasa telah memiliki manisnya dunia justru lupa bahwa semua ini hanya-lah ‘hak pakai’ yang halal-nya akan dihisab dan haram-nya akan diadzab. Banyak orang yang mencampakkan keikhlasan amal demi tambahan harta, plus dibumbui kata untuk bantu sesama, tapi ia lupa bahwa ‘ibadah’ apapun sesungguhnya semata-mata atas pertolongan-Nya.”

“Dengan itu kita mohon agar setiap tetes keringat dan jengkal langkah kita tercatat sebagai ikhlas kepada-Nya, sebagai tanda bakti dan ibadah hanya untuk Allah semata.”

Duhai Yang Maha Segala… anugerahi hamba hidup mulia dan berkah.
Aamiin Allahumma aamiin.

Al-Fatihah.

disalin dengan editan seperlunya dari status fb Khalid M Nor Matutu

2 comments:

  1. tetap berusaha,ikhtiar,dan berdo'a,pasti semua terasa did permudah termasuk rezeki :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih Mbak... saling do'a adalah juga satu laku ikhtiar...
      semoga kita semua dipermudah oleh-Nya... aamiiin...

      Delete

Bantu saya memperbaiki blog ini
dengan menuliskan komentar: