sumber: google.com |
Mengumpulkan pesan2 Mba Alissa Wahid, seorang psikolog keluarga, yang sedikit berbagi hal-hal praktis dan penting dalam mengelola konflik orangtua dengan anak.
Namanya juga belajar dan berbagi. Hehe. Walaupun saya sadar, sayalah orang yang paling membutuhkan ini...
Semoga bermanfaat... :)
Utk malam ini, bagaimana kalau kita bahas menggunakan #konflik dengan anak sbg proses perkembangan?
#konflik dg anak itu sesuatu yg tak terelakkan, bahkan (smp tingkat tertentu) jd penanda hubungan yg sehat dlm keluarga.
Kalau orangtua tdk pernah #konflik dg anak, justru tanda bahaya. Bisa jadi, anak tertekan oleh dominasi orangtua tuh.
Bagaimana sikap orangtua dlm #konflik dg anak, akan jadi sumber belajar utama utk anak & membentuk karakter dewasanya.
Tidak perlu contoh #konflik dg anak kan? Buanyak! Apalagi bila anak masuk masa pra-remaja. Soal Facebook aja bisa geger.
Dalam #konflik dg anak, orgtua yg tenang & tidak emosional akan membuat anak membentuk sikap tenang & emosional juga.
Orangtua yg menjaga agar #konflik tdk diselesaikan di depan orang lain, membuat anak tdk merasa humiliated/dipermalukan.
Dlm #konflik, orangtua yg fokus pada solusi, bukan pada salah/benar, akan membantu anak tdk terjebak pembenaran diri.
Fokus orangtua pada solusi dlm #konflik dg anak juga akan membantu anak selalu berpikir next-step alias mudah move-on.
Dlm #konflik, orangtua yg mencoba memahami lebih dulu akan membantu anak belajar melihat masalah dr perspektif org lain.
Dlm #konflik, kesempatan anak utk menyampaikan masalah & didengarkan orgtua adalah pembentukan harga diri yg terbaik.
Orangtua yg mampu menyampaikan dg baik keberatannya ttg perilaku anak, mjd contoh bagi anak utk berani bersuara. #konflik
Dlm #konflik, orangtua yg membanding2kan dg masa kecilnya, membuat anak merasa dia bukan orang yg layak & tak berharga.
Orangtua yg tdk takut mengakui kesalahannya, akan melatih anak utk tdk defensif saat ia tahu ia sedang salah. #konflik
Orangtua yg tdk segan minta maaf dlm #konflik, akan meneladankan pada anak utk 'feel good' saat meminta maaf kapan pun.
Sorry tidak selalu soal salah/benar. Sorry dapat membawa pesan penyesalan: "ibu menyesal kakak jadi sedih." #konflik
Setiap #konflik perlu diakhiri dg closure (tutup buku) agar tdk ada unfinished business. Tugas orgtua utk menyimpulkan.
proses kelola #konflik dg anak: state the problem-clarify the situation--apology-state solution/expectation-closure.
Kalau sdh tahap closure, memasukkan nilai2 kehidupan (utamanya ajaran agama) yg sesuai akan berkesan sgt dalam. #konflik
Bila di awal #konflik, membawa nilai2 agama jd spt khotbah. Malah membuat anak nantinya jd alergi. Baiknya pas closure.
Sempatkan selalu utk memeluk anak dg hangat, terutama di akhir #konflik. Walau awalnya canggung, ini closure yg dahsyat.
Pelukan hangat di akhir #konflik itu memberitahu anak, "seberapa buruk pun situasinya, Ayah selalu sayang kepadamu."
#konflik dg anak itu sesuatu yg tak terelakkan, bahkan (smp tingkat tertentu) jd penanda hubungan yg sehat dlm keluarga.
Kalau orangtua tdk pernah #konflik dg anak, justru tanda bahaya. Bisa jadi, anak tertekan oleh dominasi orangtua tuh.
Bagaimana sikap orangtua dlm #konflik dg anak, akan jadi sumber belajar utama utk anak & membentuk karakter dewasanya.
Tidak perlu contoh #konflik dg anak kan? Buanyak! Apalagi bila anak masuk masa pra-remaja. Soal Facebook aja bisa geger.
Dalam #konflik dg anak, orgtua yg tenang & tidak emosional akan membuat anak membentuk sikap tenang & emosional juga.
Orangtua yg menjaga agar #konflik tdk diselesaikan di depan orang lain, membuat anak tdk merasa humiliated/dipermalukan.
Dlm #konflik, orangtua yg fokus pada solusi, bukan pada salah/benar, akan membantu anak tdk terjebak pembenaran diri.
Fokus orangtua pada solusi dlm #konflik dg anak juga akan membantu anak selalu berpikir next-step alias mudah move-on.
Dlm #konflik, orangtua yg mencoba memahami lebih dulu akan membantu anak belajar melihat masalah dr perspektif org lain.
Dlm #konflik, kesempatan anak utk menyampaikan masalah & didengarkan orgtua adalah pembentukan harga diri yg terbaik.
Orangtua yg mampu menyampaikan dg baik keberatannya ttg perilaku anak, mjd contoh bagi anak utk berani bersuara. #konflik
Dlm #konflik, orangtua yg membanding2kan dg masa kecilnya, membuat anak merasa dia bukan orang yg layak & tak berharga.
Orangtua yg tdk takut mengakui kesalahannya, akan melatih anak utk tdk defensif saat ia tahu ia sedang salah. #konflik
Orangtua yg tdk segan minta maaf dlm #konflik, akan meneladankan pada anak utk 'feel good' saat meminta maaf kapan pun.
Sorry tidak selalu soal salah/benar. Sorry dapat membawa pesan penyesalan: "ibu menyesal kakak jadi sedih." #konflik
Setiap #konflik perlu diakhiri dg closure (tutup buku) agar tdk ada unfinished business. Tugas orgtua utk menyimpulkan.
proses kelola #konflik dg anak: state the problem-clarify the situation--apology-state solution/expectation-closure.
Kalau sdh tahap closure, memasukkan nilai2 kehidupan (utamanya ajaran agama) yg sesuai akan berkesan sgt dalam. #konflik
Bila di awal #konflik, membawa nilai2 agama jd spt khotbah. Malah membuat anak nantinya jd alergi. Baiknya pas closure.
Sempatkan selalu utk memeluk anak dg hangat, terutama di akhir #konflik. Walau awalnya canggung, ini closure yg dahsyat.
Pelukan hangat di akhir #konflik itu memberitahu anak, "seberapa buruk pun situasinya, Ayah selalu sayang kepadamu."
Bagus sekali cara/tips mengelola konflik orangtua dengan anak yang telah disampaikan oleh Mbak Alissa Wahid tersebut. Makasih banyak ya, Mas Yusuf Anas, telah berbagi hal yang asyik dan perlu ini.
ReplyDeletesami2 Kang Azzet... :)
Deletesejatinya ini pelajaran buat saya kok... hehe
nice post gan:)
ReplyDelete#late reply
Deletethanks a lot, gan... kirim cendol... :D