sumber: PWNU DIY 2012 |
Pada bulan Ramadhan 1431 H atau 2009 M, KH Ahmad Ishomuddin, yang
kini menjadi Rois Syuriah PBNU termuda, diminta oleh sebuah surat kabar
di Lampung untuk mengisi sebuah kolom di surat kabar tersebut terkait
dengan masalah-masalah fiqih Ramadhan.
Suatu hari, ada
seorang tamu yang datang ke rumah beliau dan “iseng” menanyakan perihal
penggunaan sirene sebagai alat bantu yang menandakan tibanya waktu imsak
yang memang banyak dipergunakan di daerah Sumatera.
Lantas, Ishomuddin pun menjawab pertanyaan tersebut melalui kolom di surat kabar yang ia ampu. Di dalam tulisan di kolom tersebut, ia menyimpulkan—dengan dalil dan hujjah yang bisa dipertanggungjawabkan—bahwa hukum membunyikan sirene sebagai pertanda waktu imsak adalah mubah atau boleh.
Lantas, Ishomuddin pun menjawab pertanyaan tersebut melalui kolom di surat kabar yang ia ampu. Di dalam tulisan di kolom tersebut, ia menyimpulkan—dengan dalil dan hujjah yang bisa dipertanggungjawabkan—bahwa hukum membunyikan sirene sebagai pertanda waktu imsak adalah mubah atau boleh.
Ternyata, tidak semua
orang mampu dan bersedia menerima jawaban tersebut. Nyatanya, pada hari
di mana surat kabar menerbitkan tulisan tersebut, Ishomuddin menerima
sebuah pesan singkat atau SMS di ponselnya yang berisikan sebuah
peringatan: “Sebagai seorang kyai, Anda jangan menebarkan dan
mengajarkan bid’ah. Karena, jika menggunakan sirene sebagai tanda imsak
merupakan perbuatan baik, niscaya yang pertama kali menggunakan sirene
sebagai tanda imsak adalah Rasulullah SAW, dan beliaulah yang pertama
kali memerintahkannya kepada para sahabat. (Sekadar memberi
peringatan!!!)”
Menerima SMS sedemikian, Ishomuddin pun
berpikir untuk memberikan jawaban SMS yang simbang, tidak kurang dan
tidak lebih—sesuai prinsip tawassuth, tawadzun dan i’tidal khas NU. Dan pada akhirnya, jawaban yang ia berikan berbunyi berikut: “Jika mengirimkan peringatan
melalui SMS merupakan sebuah perbuatan baik, niscaya Rasulullah SAW
adalah orang pertama yang mengirimkan peringatan melalui SMS kepada para
sahabat. (Sekadar memberikan jawaban!!!)”
:)
Disarikan
dari Sambutan KH Ahmad Ishomuddin dalam acara “Silaturrahim PBNU dengan
Keluarga Besar NU DIY” di Gedung Bapendan Wonokromo Bantul pada tanggal
15 April 2012.